Masyarakat Diminta Harus Perhatikan Kadar Kalori dan Gizi pada Makanan Takjil untuk Berbuka Puasa
Cilegon. Makanan pembuka atau takjil di bulan puasa Ramadhan kerap menjadi buruan masyarakat sebagai santapan pelengkap menu buka puasa, namun terkadang banyak masyarakat masih mengabaikan kandungan gizi makanan di dalamnya, yang jika tidak diperhatikan akan membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Di kutip dari media Antaranews.com. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Rully Kusumawardhani ditemui di kantor masyarakatnya pada Senin (18/3), mengimbau agar tetap memperhatikan kadar kalori dan gizi makanan takjil agar bisa tetap menjaga kesehatan selama bulan puasa.
Pada penderita penyakit dan hipertensi diabetes melitus misalnya, kadar kalori dan gizi makanan harus diperhatikan karena pada makanan manis, gurih dan diabetes yang banyak dijumpai pada menu makanan pembuka takjil yang mempengaruhi mempengaruhi kadar gula dalam darah mengalami peningkatan, begitu juga dengan makanan dengan kadar garam dan lemak tinggi bisa memicu tekanan darah tinggi.
Terlebih lagi menurutnya, makanan pembuka buka satu -satunya makanan yang dikonsumsi saat berbuka.
Jadi penderita hipertensi dan diabetes mellitus itu sangat perlu memperhatikan kadar gula, garam dan lemak di dalamnya. Harus dihitung betul karena yang dikonsumsi saat berbuka itu bukan hanya takjil, kata Rully.
Hal ini juga menurutnya ditujukan agar masyarakat bisa mengukur asupan kalori dalam tubuh, sesuai dengan saran Kementerian Kesehatan terkait takaran gula, garam dan lemak perut setiap harinya yang diperbolehkan.
" Yang perlu diingat sesuai aturan Kementerian Kesehatan, jadi semalam itu maksimal untuk gula itu tidak boleh lebih dari 4 sendok makan, untuk garam dua sendok teh, dan untuk lemak atau minyak itu tidak boleh lebih dari 5 sendok makan. Kita juga harus melihat kondisi tubuh kita masing-masing karena tidak semua orang dalam kondisi sehat. Ada juga yang sudah memiliki sakit-sakit tertentu misalnya kencing manis atau diabetes. Nah untuk berbuka yang manis ini tentunya harus dikontrol,” jelas Rully.
Seperti halnya penderita diabetes maupun hipertensi, meski dalam agama tidak dianjurkan mengonsumsi buah kurma, penderita diabetes harus mengonsumsi makanan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Jika kadar gula darah sedang dalam kondisi tinggi disarankan agar mengkonsumsi kurma satu buah saja. Begitupun jika penderita hipertensi berada dalam kondisi tekanan darah tinggi, Rully menyarankan agar menghindari makanan tinggi kadar garam dan pengidap penyakit.
Sementara untuk menjaga keseimbangan asupan makanan sehat, Rully menyarankan masyarakat penghobi makanan takjil selama bulan Ramadhan dapat mengimbanginya dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah agar kebutuhan serat tercukupi termasuk memperbanyak aktivitas gerak tubuh.
"Nah kita itu harus seimbang, saya menyarankan supaya saat puasa Ramadhan itu sebaik nya kita memprioritaskan makan sayur dan buah. Makan buah itu harus di awal, supaya bisa membungkus gula yang nanti kita makan. Lalu kalau makan karbohidrat banyak ya kita harus memperbanyak juga aktivitas gerak, jadi supaya memicu proses metabolisme tubuh sehingga sirkulasi darah juga lebih lancar,” katanya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow