Wartakomunitas.com | Budaya - Indonesia memiliki banyak sekali warisan budaya baik warisan budaya benda atau warisan budaya yang tidak benda. Salah satu warisan budaya benda yang masih ada hingga kini adalah alat musik tradisional gamelan.


Gamelan sendiri merupakan sekumpulan alat musik yang terdiri dari beberapa alat musik seperti gendang, saron, bedug, demung, gender, kempul, gambang, kenong dan juga gong serta masih banyak lagi. Oleh UNESCO Gamelan sudah diakui sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang ada di Indonesia.

Gamelan biasanya dimainkan pada saat-saat acara tradisi berlangsung. Seperti dalam acara penobatan raja, peringatan hari-hari besar, upacara penting serta sebagai pengiring seni pertunjukan.

Namun tahukah kalian bahwa di Keraton Kasepuhan gamelan memiliki beberapa jenis dengan fungsi yang berbeda-beda.Ini seperti yang diutarakan oleh Iman Sugiman yang merupakan Kepala Bagian Informasi dan Wisata di Keraton Kasepuhan

Ia mengatakan ada sekitar 3 gamelan yang terdapat di Keraton Kasepuhan yang pertama yaitu Gamelan Sekaten, kedua Gamelan Megamendung dan ketiga Gamelan Ketuyung. Ketiga jenis gamelan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

"Pertama adalah Gamelan Sekaten itu digunakan setahun dua kali yaitu pada saat hari raya idul adha dan idul fitri," ujar Iman.

Biasanya gamelan dibunyikan di Siti Hinggil dari pagi sampai siang setelah sultan melaksanakan shalat hari raya di Masjid Sang Cipta Rasa.

Dalam sejarahnya Gamelan Sekaten diciptakan oleh Sunan Gunung Jati sebagai media dakwah syiar agama islam, pada masa itu orang yang ingin mendengar atau menonton gamelan sekaten harus mengucapkan dua kalimat syahadat terlebih dahulu.

"Asal kata dari nama Sekaten sendiri adalah Syahadatain yang artinya itu dua kalimat syahadat". Ujar Iman.

Menurut Iman adanya gamelan sekaten ini menunjukan bahwa para wali berdakwah menyebarkan agama islam tidak dengan kekerasan tetapi melalui seni dan budaya.

Gamelan Sekaten sendiri merupakan gamelan yang memiliki usia yang cukup lama yaitu sekitar 6 abad atau 600 tahun, namun meskipun begitu gamelan sekaten masih dapat digunakan hingga sekarang.

Gamelan kedua yang ada di Keraton Kasepuhan adalah Gamelan Megamendung yang merupakan gamelan yang dibuat khusus dengan ukiran megamendung yang dibuat sekitar abad 20 masehi, Menurut Iman gamelan megamendung berfungsi sebagai pengiring untuk seni tari.

"Kalo gamelan megamendung biasanya untuk pengiring seni tari" ujar Iman.

Dan yang ketiga adalah gamelan ketuyung yang merupakan peninggalan dari Sunan Kalijaga, Menurut Iman gamelan ketujung digunakan sebagai pengiring pementasan wayang. Ini terlihat dari adanya sebuah peti yang terletak di dekat gamelan.

Kondisi ketiga gamelan tersebut masih cukup terawat dan tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon.