Naiknya Tingkat Keinginan Masyarakat Gunakan Kendaraan Listrik
Wartakomunitas.com | Otomotif - Kehadiran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terus bertambah dan tersebar di berbagai wilayah, diyakini salah satu penyebab meningkatnya minat masyarakat menggunakan kendaraan listrik.
Selama libur Lebaran tahun ini, transaksi dan konsumsi listrik SPKLU milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, mengalami peningkatan hingga lima kali lipat. Hal ini menunjukkan penggunaan kendaraan listrik meningkat.
Selain peningkatan penggunaan kendaraan listrik, pada momen Lebaran, tercermin kepuasan layanan SPKLU.
Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) hingga saat ini belum menerima keluhan terkait pengisian daya kendaraan listrik saat arus mudik dan balik Lebaran 2024.
Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan, tidak adanya keluhan konsumen terkait pengisian daya kendaraan listrik tersebut, karena didukung kesiapan dan ketersediaan SPKLU pada sejumlah ruas tol di Tanah Air, saat arus mudik dan balik Lebaran 2024.
“Sekarang SPKLU tersebar merata di seluruh Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera, serta beberapa titik vital lainnya,” puji Tulus kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Ia pun merinci, saat ini terdapat 33 SPKLU di seluruh jalan tol di Indonesia, yakni terdiri dari 23 SPKLU di tol Trans Jawa dan 10 SPKLU di tol Trans Sumatera.
“Tersedianya SPKLU di setiap rest area pada sepanjang tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera membuktikan, telah ada riset mendalam dan menyeluruh terkait dengan kemampuan tempuh kendaraan listrik,” ucapnya.
Terpisah, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengamini, minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik semakin meningkat.
Hal ini terlihat dari jumlah transaksi dan konsumsi listrik SPKLU yang meningkat saat masyarakat melakukan mudik dengan kendaraan listrik.
Pihaknya mencatat, hingga H+7 Idul Fitri tahun 2024, jumlah transaksi di SPKLU PLN mencapai 11.377 transaksi, meningkat 5 kali lipat dibandingkan 2023 sebanyak 2.275 transaksi.
Sementara realisasi konsumsi listrik di SPKLU mencapai 226,5 Mega Watt hour (MWh), atau meningkat 5,2 kali lipat dibandingkan tahun 2023 sebesar 43,5 MWh.
Adapun total SPKLU PLN mencapai 1.299 unit yang tersebar di 879 lokasi.
Ia menegaskan, penyediaan SPKLU menjadi salah satu fokus utama yang diperhatikan dalam libur Idul Fitri tahun ini.
“Kami menjawab kebutuhan itu, dengan menyediakan fasilitas SPKLU di setiap titik strategis dan seluruh rest area tol di jalur mudik,” ujar Darmo, sapaan Darmawan, di Jakarta, Minggu (21/4/2024).
Untuk menambah kenyamanan pengguna kendaraan listrik saat libur Idul Fitri lalu, pihaknya juga telah menambah beberapa fitur pada Aplikasi PLN Mobile, yaitu fitur Trip Planner di PLN Mobile.
Dengan fitur ini, mereka tidak khawatir dalam mencari lokasi SPKLU.
“Sehingga bisa membuat rencana perjalanan jarak jauh menggunakan kendaraan listrik dengan nyaman dan aman,” ungkapnya.
Hal ini merupakan bentuk komitmen perseroan, yang sejalan dengan upaya mendukung transisi energi dari kendaraan berbasis bahan bakar fosil ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Ia memprediksi, ke depan pengguna kendaraan listrik akan terus meningkat. Sehingga perseroan akan terus memastikan SPKLU yang ada bisa beroperasi dengan optimal.
Kami yakin dengan pengalaman tahun ini, maka tahun depan akan semakin banyak pemudik yang menggunakan kendaraan listrik,” katanya.
Upaya penyediaan SPKLU juga dilakukan Utomo Charge+, selaku penyedia solusi sistem pengisian daya kendaran listrik (Electric Vehicles) di Indonesia.
Managing Director Utomo Charge+ Anthony Utomo mengatakan, pihaknya menghadirkan 47 Lot SPKLU yang tersebar 12 lokasi utama, seperti Jakarta, Bekasi, Surabaya, Kediri, Bali dan IKN (Ibu Kota Negara), selama periode 5-14 April 2024.
Menurutnya, ketersediaan akses pengisian daya secara gratis ini membutuhkan waktu lebih cepat, yakni mulai dari 20 menit untuk pengisian daya.
“Para pengguna mobil listrik, secara gratis merasakan keunggulan fitur dc ultra-fast charging melalui SPKLU Utomo Charge+. Ini upaya kami dalam meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik selama libur lebaran,” kata Anthony melalui siaran pers yang diterima Rakyat Merdeka, beberapa waktu lalu.
Pihaknya berkomitmen, mendukung penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, sehingga dapat berkontribusi pada transisi penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan.
Serta mendukung upaya pencapaian emisi nol bersih yang menjadi target Pemerintah pada 2060 nanti.
“Ini menjadi target bersama, antara pelaku usaha dan Pemerintah,” katanya.
Saat ini minat masyarakat terhadap penggunaan mobil listrik di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah penjualan mobil listrik di Indonesia sepanjang 2023.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada awal 2024, penjualan mobil listrik mengalami pertumbuhan signifikan, yaitu mencapai hampir 70 ribu unit atau naik hingga 237 persen dibandingkan tahun 2022.
Begitu juga penjualan sepeda motor listrik melalui program subsidi dari Pemerintah.
Merujuk pada situs Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (Sisapira), per 21 April 2024, terdapat 11.563 unit motor listrik bersubsidi yang tersalurkan kepada konsumen.
Angka ini sedikit melampaui capaian penyaluran motor listrik bersubsidi sepanjang 2023, sebanyak 11.532 unit.
Selain itu, masih ada 10.669 unit motor listrik dalam proses pendaftaran dan 1.151 unit berstatus terverifikasi.
Sebagai informasi, tahun ini, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan penjualan motor listrik melalui program subsidi sebanyak 50.000 unit, dengan anggaran Rp 350 miliar.
Masyarakat yang hendak membeli motor listrik bersubdi akan dikenakan potongan harga Rp 7 juta per unit, hanya dengan bermodal NIK (Nomor Induk Kependudukan) pada KTP (Kartu Tanda Penduduk).
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiadi menilai, tren penjualan motor listrik bersubsidi terus meningkat sejak September 2023, seiring pelonggaran syarat pembelian produk tersebut dari Pemerintah.
Ia mengakui, di awal 2024 penjualan motor listrik sempat tersendat karena anggaran subsidi dari Pemerintah belum diterima produsen. Namun, masalah tersebut tidak berlangsung lama.
Sebab, begitu anggaran subsidi cair pada pertengahan Maret lalu, jumlah penyaluran motor listrik langsung melesat.
Dengan sisa 8 bulan lagi pada tahun ini, ia berharap, penjualan motor listrik dengan bantuan subsidi Pemerintah dapat terus meningkat. Dan dirasakan manfaatnya oleh banyak masyarakat.
“Kami optimistis, bisa mencapai penjualan sesuai yang ditargetkan Pemerintah,” ujar Budi.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow