Mengenal Dwitunggal Rafiq-Jefri, Presma- Menteri Bela Rakyat, Bangun Subuh Tunaikan Shalat* *Oleh : Elviriadi, Ph.D

Mengenal Dwitunggal Rafiq-Jefri, Presma- Menteri Bela Rakyat, Bangun Subuh Tunaikan Shalat* *Oleh : Elviriadi, Ph.D

Smallest Font
Largest Font

Wartakomunitas.com | Pekanbaru - Ditengah hiruk pikuk aktivis mahasiswa ngiler materialis, tersisa juga aktivis peniti rel kebenaran jiwa tak ngeles.

Rafiq dan Jefri siang itu memegang microfon siang itu. Presma UIN Suska dan Menteri nya itu sedang berkeringat menyuarakan pedih hati keluarga Burhan. Warga Kampar Kiri yang di tuduh merambah hutan

Dwitunggal penyambung lidah rakyat itu seakan melupakan trending aktivis seangkatannya. 

Lho, apa pula trending style aktivis itu wahai kaum muda? Yang jelas terlihat perubahan orientasi dari peduli nasib kaum lemah, menuju peduli pejabat dan ingin hidup mewah.

Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan aktivis muda sedang digeret ke ruang hampa. Menjadi generasi penikmat, ngiler duit berlipat, dan pada kanda kanda yang kantong tebal cepatlah merapat.

OKP dan BEM, HMJ dan paguyuban kini tengah bertarung di arena pragmatis. Cita cita idealis dan "yang merindukan kebenaran", menemani rakyat kebingungan, tinggal slogan koor nyanyian.

Tan Malaka sang legendaris, Soe Hook Gee aktivis yang menggegerkan Jogyakarta, dan Elang Aktivis 98 tertembak di Tol Semanggi tak lagi memesona.

Jalan kepahlawan menemui titik buntu. Pekik heroisme Bung Tomo teriak Mereka hilang seketika. Ditengah alunan kanda kanda dan pejabat yang rajin mengulur receh. Mencari "solusi" berangkat jakarta, plus fasilitas hotel dan keasyikan dunia.

Dari situ lah, setidaknya Presma Rafiq dan Sang Menteri Jefri menawarkan jalan berbeda. Mereka merangkul jelata, emak emak warga Kuntu yang menangis derita.

Rafiq-Jefri mencoba menggali perspektif para pendahulu, para the founding father bangsa dan aktivis tak jumawa. Jalan aktivis muda adalah jalan meniti silang bersilang keris Dubalang, berlari maju ditengah desing peluru, dan mempertaruhkan nyali, segenap unsur potensi diri. Semua merecup dalam ritme pembelaan kaum mustad'afien, korban pembangunan dan kebijakan yang memihaki cukong, orang kaya, konglo borjuis, para pemangsa jelata.

Dwitunggal itu Raf-Jef, masih belia, dan seperti kawan kawannya, dia adalah anak zamannya. Zaman milenial Gen Z dan Gen Gilo yang menyembah hawa nafsu perut, hedon-mania dan nafsu syahwatinnisa.

Tapi dari sekian banyak anak muda yang terjatuh ke lembah pesta pora dunia, kita masih melihat yang berfikir demi kemaslahatan rakyatnya. Berlenggang di Titian licin antara pragmatisme, oportunisme dan idealisme.

Tidak mudah mempertahankan nalar jernih dan akal budi, di era dan tantangan masa kini. Bung Karno pernah jaya dan menjadi presiden Indonesia, tapi di ujung hayatnya sebuah ideologi sungsang menggerogoti hidupnya. Eisenhower sang Presiden AS pernah mengalahkan Seterunya Uni Soviet pada perang dunia II, tapi jatuh oleh kerikil kecil ketika bintangnya sedang bersinar terang. Jalan sunyi memang sepi peminat. Apalagi harus bertarung tiap hari berganti senang dan susah. Seorang pemimpin, seorang pioner, agent of change dituntut berbeda dengan orang kebanyakan. Ia harus merebut setiap momen kepahlawanannya. Bukan menunggu Badai reda, atau bersirau melawan arus. Pemimpin menanggung kepedihan orang banyak dipundak sendiri. Perjuangannya tidak kenal jeda dan interval. Sehingga dirinya pun dibuat tak berarti dihadapan keyakinannya, ya, pada perjuangan nan suci. Keyakinan pada Tuhan bahwa hidup adalah mengabdi. Shalat adalah energi, yang membuat para pejuang muslim bangun sebelum pagi, menunaikan shalat, seperti yang ditunaikan Jefri dan Raqif Al UIN Suska-i.

 Agaknya benar kata HOS Cokroaminoto ketika berkata, " pemimpin adalah penderitaan.***

_Dr Elviriadi adalah penulis puisi, cerpen dan kolom. Lebih dikenal sebagai Pakar Lingkungan Hidup dan Kehutanan._

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    1
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    2
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow