Wartakomunitas.com | LifeStyle - Komunitas Semarangker menjadi salah satu perkumpulan unik yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).  Sesuai namanya, Semarangker diambil dari kata "Semarang" dan "Angker". Komunitas ini mewadahi orang-orang di sekitar Semarang yang hobi menjelajah tempat-tempat angker. Tidak hanya berjelajah, uniknya komunitas ini juga kerap menjadi rujukan rumah produksi di Indonesia, seperti Dunia Lain, Sarah Wijayanto, Jurnal Risa, hingga tim produksi Film Suzanna: Malam Jumat Kliwon.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Srikandi Komunitas Semarangker, Febri Osi Wahyu. Dirinya menyebut, Komunitas Semarangker sudah berdiri sejak tahun 2007 lalu. Awalnya, komunitas ini berdiri untuk memecahkan mitos masyarakat dan masih bersifat tertutup. Artinya, hanya berkegiatan dengan anggota, maupun teman yang sudah dikenal hingga tahun 2012. Namun melihat banyaknya peminat di Kota Semarang, tiga pendiri Semarangker, yaitu Master atau Pamuji Yuono, Andik, serta Ari Songkel lantas mengubah kumpulan tersebut menjadi komunitas dan terbuka untuk umum.

"Sebenarnya Semarangker berawal dari kumpulan orang-orang penakut dan memiliki rasa penasaran yang tinggi. Nah mereka ingin memecahkan mitos yang terbangun di masyarakat," ucap Bunda Osi, sapaan akrabnya, Minggu (3/12/2023).

Lebih jelas Bunda Osi mengatakan, Komunitas Semarangker kerap mengadakan jelajah bersama masyarakat umum. Beberapa diantaranya seperti Eks-Hotel Sky Garden, Bukit Gombel, Kota Lama, Rumah Angker Sinder Banaran Kopi Asinan, Lawang Sewu, dan masih banyak lainnya. Bunda Osi menyebut, banyak mitos yang megatakan bahwa lokasi-lokasi tersebut memiliki cerita horor dan mistis. Nyatanya, saat Komunitas Semarangker berkunjung kesana tidak menemukan hasil yang sesuai.

"Mitosnya, eks Hotel Sky Garden ada banyak penunggunya, makanya banyak yang kecelakaan di sana. Nah katanya, penunggunya ada di kolam renang, pohon gede. Tapi kami ke sana nggak pernah ketemu," tutur Bunda Osi. Terlepas dari itu, Bunda Osi menyebut, Kota Lama juga memiki banyak mitos. Salah satunya, ada sejumlah noni Belanda di gedung-gedung tua bekas peninggalan Belanda itu. Uniknya, saat menjelajah ke lokasi tersebut, Bunda Osi mengaku bisa melihat makhluk ghaib seperti noni-noni Belanda yang sedang berjalan di Kota Lama Semarang.

"Waktu jelajah di Kota Lama itu menyusuri belakang gedung akar besar. Nah kebetulan saya ketemu noni-noni Belandanya. Nggak utuh full kelihatan semua, tapi mukanya hancur semua," ungkap dia.

Di samping itu, Bunda Osi menyebut, Komunitas Semarangker memiliki museum yang digunakan untuk menyimpan benda-benda bernilai mistis.


Di antaranya, baju untuk bunuh diri, alat musik tradisional, keranda, boneka jenglot, dan masih banyak lagi.

"Dulu Museum Semarangker ada di Kedungmundu, pindah ke Lamper, terus sekarang di Gedung UMKM Pasar Srondol, Banyumanik," tutur Bunda Osi.

Selain berjelajah, Komunitas Semarangker juga aktif berkegiatan sosial. Sehingga, komunitas ini memliki enam divisi. Seperti, Divisi Sosial dan Alam, Divisi Seni dan Kreatif, Divisi Jelajah dan Survey, Divisi Keamanan dan Satwa-Paspamwa, Divisi Srikandi, dan Divisi Perlengkapan.

"Selain jelajah ya kita sering ngadain kegiatan sosial, ngajak anak-anak komunitas yang lain misal bagi-bagi takjil atau kegiatan sosial lain," pungkas dia.