Keselarasan Politik Pusat & Daerah; Kesempatan Emas Menuju Kota Sungai Penuh Maju, Adil, dan Sejahtera

Keselarasan Politik Pusat & Daerah; Kesempatan Emas Menuju Kota Sungai Penuh Maju, Adil, dan Sejahtera

Smallest Font
Largest Font

Wartakomunitas.com | Sungai Penuh - Kesamaan partai pemenang antara pusat dan daerah bisa menjadi kunci percepatan Pembangunan? Apakah keselarasan politik ini membuka pintu lebar bagi Kemajuan, atau justru hanya menciptakan ruang kosong yang menunggu diisi dengan janji-janji politik? Dalam konteks Kota Sungai Penuh, siapakah kandidat Walikota yang punya keselarasan politik antara Pemerintah Pusat dan Daerah? Ya, satu diantara lima kandidat itu adalah Alfin, SH & Azhar Hamzah. Ini menarik untuk di bahas.


Dalam hemat saya, tentu sebagai kandidat yang selaras arah politiknya dengan pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo Subianto yang notabene juga sebagai Ketum Parpol Gerindra, akan ada garansi bahwa pemerintahan nya nanti bisa berjalan dengan baik, jika Pasangan Alfin, SH & Azhar Hamzah terpilih pada Pilkada 2024 nanti, akan memiliki potensi yang sangat signifikan. Salah satu faktor utama yang mendukung ini adalah kekuatan politik partai pemenang yang sejalan antara pusat dan daerah. Artinya, tidak hanya ada dukungan dari pemerintah daerah, tetapi juga sinergi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang lebih mudah diakses dan diimplementasikan.


Mari kita lihat sektor-sektor yang jadi fokus pembangunan pada kepemimpinan kota Sungai Penuh yang baru, di antaranya mencakup peningkatan ekonomi, kesehatan, pendidikan, agama, layanan publik, pariwisata, dan sarana olahraga. Jika kita melihat konteks pembangunan sebelumnya, Kota Sungai Penuh sudah cukup menunjukkan upaya dalam memperbaiki infrastruktur dasar dan sosial yang mangkrak serta pembangunan yang baru hanya akan dilakukan setelah habis masa jabatan.


Dengan keselarasan partai antara pusat dan daerah kali ini, pemerintah daerah dapat dengan lebih mudah memperoleh alokasi anggaran serta dukungan kebijakan yang lebih komprehensif. Ini terlihat pada peningkatan jumlah dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) yang diterima, yang diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan di berbagai sektor. Dalam sektor pendidikan, misalnya, Kota sungai penuh kini memiliki potensi lebih besar untuk meningkatkan kualitas fasilitas belajar, seperti pengadaan laboratorium dan baju sekolah gratis sehingga ini membantu mengurangi beban orang tua siswa.


Di banyak kota, pemerintah pusat sering mengalokasikan dana tambahan untuk pengembangan kurikulum berbasis teknologi atau fasilitas sekolah di kota-kota yang memiliki hubungan sinergis dengan pusat. Alfin, SH & Azhar Hamzah juga berpeluang untuk meningkatkan kualitas SDM di kota Sungai Penuh melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan sekolah.

Dengan dukungan dari pusat, program-program beasiswa, pelatihan guru, serta pembangunan fasilitas pendidikan yang lebih baik bisa lebih cepat terealisasi. Jangan sampai kesempatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ini hanya menghasilkan ruang-ruang belajar baru yang kosong, atau program pelatihan guru yang hanya sekadar "hadir-absen" tanpa ada dampak nyata bagi siswa. Sebagai contoh, di beberapa daerah lain, tidak sedikit anggaran pendidikan menguap hanya untuk hal-hal teknis tanpa memperbaiki kualitas pembelajaran itu sendiri. Jadi, perlu diingat bahwa keselarasan ini bukanlah "tiket gratis" menuju kemajuan pendidikan jika tidak disertai dengan program yang betul-betul berdampak.

Di daerah lain, seperti di Yogyakarta, kolaborasi serupa antara pemerintah daerah dan pusat telah menghasilkan fasilitas pendidikan yang lebih baik dan lebih inklusif, serta peningkatan kualitas pendidikan yang signifikan.


Di bidang kesehatan, Kota Sungai Penuh juga berpeluang memperluas akses layanan kesehatan masyarakat dengan dukungan dana yang lebih kuat. Kota ini dapat mencontoh beberapa daerah seperti Yogyakarta, di mana keselarasan antara pusat dan daerah berhasil membangun fasilitas kesehatan yang lebih merata dan program layanan kesehatan gratis atau bersubsidi bagi masyarakat. Ini penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mendukung produktivitas ekonomi jangka panjang.

Sehingga masyarakat tidak perlu lagi untuk berobat keluar daerah. Bukan tidak mungkin bahwa alokasi anggaran yang lebih besar malah berakhir pada pembangunan gedung-gedung megah tanpa memastikan layanan kesehatan yang ramah dan efektif bagi masyarakat. Apakah kita akan melihat layanan kesehatan dengan fasilitas canggih yang sayangnya kurang aksesibilitas bagi warga? Atau puskesmas-puskesmas baru yang hanya indah di luar, tetapi kosong di dalam? Sungguh akan sangat disayangkan bila keselarasan politik ini hanya menjadi sarana "bersolek" tanpa memperhatikan kebutuhan riil masyarakat.

Pariwisata dan olahraga adalah sektor lain yang berpotensi besar untuk tumbuh pesat. Kota Sungai penuh dengan keindahan alam dan warisan budayanya memiliki kesempatan untuk menjadi tujuan wisata yang lebih populer. Dengan kemudahan birokrasi dan dukungan pendanaan, fasilitas wisata, seperti taman kota, wisata alam, pusat budaya, atau atraksi baru, bisa dibangun untuk menarik wisatawan, sama seperti yang dilakukan di Bali atau Banyuwangi. Di sektor pariwisata, peluang pengembangan yang lebih besar ini jelas bisa menjadi magnet ekonomi baru untuk Sungai penuh.

Namun, mari berharap agar pengelolaan pariwisata tidak sekadar berfokus pada jumlah wisatawan, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan kenyamanan penduduk lokal. Kalau tidak, bukannya mempercantik Sungai penuh, malah akan ada potensi merusak alam dan budaya setempat, sebagaimana terjadi di beberapa daerah lain yang lebih mirip "taman hiburan dadakan" daripada destinasi wisata berbudaya.


Begitu pula dalam olahraga, dengan adanya alokasi anggaran yang lebih besar, pemerintah daerah bisa membangun sarana olahraga yang lebih lengkap dan berkualitas. Hal ini terbukti efektif di daerah lain, seperti di Semarang yang memiliki stadion dan lapangan olahraga baru sebagai wujud dukungan pembangunan dari pusat, sehingga mengundang acara olahraga nasional dan internasional. Dan soal sarana olahraga apakah akan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, atau hanya jadi fasilitas "pameran" saat kunjungan pejabat tinggi? Misalnya, di daerah lain, kita sering melihat stadion baru yang luar biasa megah, tetapi jarang dipakai oleh warga sekitar. Fasilitas olahraga seharusnya menjadi tempat yang hidup, dimanfaatkan masyarakat setiap hari, bukan sekadar bangunan besar yang "seksi" dalam promosi pemerintah.

Pembangunan infrastruktur pariwisata yang terintegrasi dengan sarana olahraga yang memadai bisa juga dapat menarik wisatawan lebih banyak, sekaligus mendukung ekonomi lokal. Di Bali, misalnya, mereka telah berhasil memadukan pengembangan sektor pariwisata dengan fasilitas olahraga yang mendukung gaya hidup sehat dan menjadi daya tarik tambahan.


Yang tidak kalah penting adalah peningkatan ekonomi msayarakat. Dengan adanya dukungan dari pusat dalam bentuk program pengembangan UMKM, pelatihan keterampilan, serta pemberdayaan ekonomi lokal, kota sungai penuh bisa menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat sektor ekonomi yang berbasis pada potensi lokal. ini adalah sektor yang benar-benar bisa membawa perubahan besar. Tapi kembali lagi, jangan sampai pembangunan ekonomi kerakyatan hanya jadi slogan kosong yang diulang-ulang. Memang benar, UMKM bisa jadi motor penggerak ekonomi lokal, tapi kalau program pelatihan dan dukungannya tidak berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat, ya hasilnya pun akan biasa saja. Jangan sampai Kota Sungai penuh terjebak dalam siklus pembukaan program UMKM yang sukses di kertas, tetapi gagal dalam praktiknya.

Program pelatihan tanpa pendampingan yang cukup hanya akan jadi tempat para pelaku usaha kecil berharap, lalu kecewa karena tidak bisa berkembang
Kota-kota seperti Malang, yang fokus pada pemberdayaan UMKM dan pengembangan ekonomi kerakyatan, serta dukungan terhadap pelaku Ekonomi Kreatif, sudah membuktikan bahwa pendekatan seperti ini bisa memberi dampak langsung kepada masyarakat.


Pada akhirnya, dengan adanya keselarasan politik antara pusat dan daerah, Kota Sungai Penuh memiliki peluang emas untuk mengejar ketertinggalan dan membangun fondasi yang kuat di berbagai sektor.
Namun, tentu saja keselarasan politik ini bukan berarti tanpa tantangan. Di satu sisi, keuntungan dari kesamaan partai pemenang antara pusat dan daerah memang seperti paket "semua ada di dalam kotak"; tapi di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Apa jadinya kalau bukannya mempercepat pembangunan, malah jadi ajang saling lempar tanggung jawab atau "sekadar menunggu instruksi pusat"?
Secara keseluruhan, agenda Alfin, SH & Azhar Hamzah jika terpilih (nanti) memiliki potensi yang besar untuk membawa Sungai penuh ke arah yang lebih baik. Namun, kunci keberhasilan terletak pada implementasi yang tepat sasaran dan sinergi antara kebijakan daerah dan pusat.

Jika semua sektor yang direncanakan dapat berjalan sesuai harapan, maka pembangunan ini bisa membawa dampak positif yang nyata bagi masyarakat Kota Sungai Penuh dalam jangka panjang.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow