Festival Bahasa dan Sastra Kerinci 2024: Melestarikan Budaya Melalui Bahasa dan Sastra Kerinci
Wartakomunitas.com | Sungai Penuh - Festival Bahasa dan Sastra Kerinci 2024 diselenggarakan dengan penuh antusiasme, menampilkan berbagai kegiatan yang merayakan kekayaan budaya lokal melalui bahasa dan sastra. Acara ini menjadi wadah bagi masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh untuk mengeksplorasi, mengapresiasi, serta melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Rangkaian kegiatan dalam festival ini tidak hanya memanjakan para pecinta sastra, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai budaya daerah mereka.
Festival ini dibuka dengan penampilan pementasan sastra lisan yang dipadukan dengan seni Gong Buleuh, sebuah bentuk seni tradisional yang unik dan penuh nilai estetika. Seni Gong Buleuh telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Kerinci, dan penampilan ini mengingatkan kembali kepada penonton tentang pentingnya menjaga dan melestarikan seni tradisional yang kaya ini. Suara gong yang khas dan ritme yang dinamis membangkitkan semangat para hadirin, sekaligus menjadi simbol pembuka dari serangkaian acara yang penuh dengan makna.
Salah satu momen yang paling dinantikan dalam festival ini adalah peluncuran Kamus Bahasa Daerah Kerinci Dialek Sungai Tutung dan Bahasa Daerah Sungai Penuh Dialek Simpang Tiga Rawang. Kamus ini menjadi tonggak penting dalam usaha melestarikan bahasa daerah yang merupakan identitas budaya masyarakat setempat. Peluncuran ini disambut hangat oleh para tamu undangan dan peserta festival, karena kamus ini akan menjadi referensi berharga bagi generasi muda dalam mempelajari dan memahami bahasa daerah mereka sendiri. Peluncuran kamus ini juga mendapat apresiasi dari tokoh-tokoh penting yang hadir, termasuk Dr. Adi Budiwiyanto M.Hum, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi, dan Dra. Linda Martiani M.M., Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kerinci, yang menekankan pentingnya upaya pelestarian bahasa dan sastra daerah sebagai bagian dari identitas budaya.
Selain itu, pementasan sastra lisan Tale Nuai turut menjadi sorotan dalam festival ini. Tale Nuai adalah bentuk sastra lisan yang kaya akan pesan moral dan nilai-nilai kehidupan, yang disampaikan melalui cerita-cerita rakyat yang telah menjadi bagian dari tradisi lisan masyarakat Kerinci. Penonton diajak untuk merenungi kembali nilai-nilai yang terkandung dalam cerita-cerita tersebut, sekaligus menikmati keindahan bahasa dan pengucapan yang disampaikan oleh para penampil.
Tidak kalah menarik, pengumuman dan pemberian hadiah kepada para pemenang lomba baca puisi menjadi salah satu acara yang dinantikan. Festival ini menghadirkan tiga kategori pemenang yang akan tampil di atas panggung, membacakan puisi-puisi mereka yang telah dipilih oleh juri.
Penampilan para pemenang ini memberikan bukti nyata bahwa kreativitas dan bakat sastra terus berkembang di tengah-tengah masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh. Dalam kesempatan ini, para pemenang juga mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak yang hadir, termasuk Duta Bahasa Provinsi Jambi dan para juri lomba musikalisasi puisi serta baca puisi.
Pementasan sastra lisan lainnya, seperti Rentak Kudo dan Mantau, juga memperkaya festival ini. Rentak Kudo, dengan irama yang energik dan penuh semangat, menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Kerinci melalui gerakan dan suara yang dinamis. Sementara itu, Mantau membawa penonton pada suasana yang lebih mendalam dengan pesan-pesan kehidupan yang disampaikan secara lisan. Kedua pementasan ini menegaskan kembali betapa kayanya tradisi lisan Kerinci yang harus dijaga dan dilestarikan.
Festival ini juga menjadi ajang peluncuran buku antologi hasil karya dari lomba cipta karya sastra puisi yang diadakan sebelumnya. Buku ini memuat karya-karya terbaik dari para peserta lomba, yang tidak hanya menunjukkan bakat mereka dalam menulis, tetapi juga menjadi cermin dari kekayaan budaya dan kearifan lokal yang mereka representasikan dalam puisi-puisi tersebut. Peluncuran buku ini mendapat sambutan hangat dari para tamu undangan, termasuk Ibrahim Pamong Budaya Kerinci dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci, yang melihat pentingnya publikasi karya sastra sebagai bentuk dokumentasi dan apresiasi terhadap kreativitas lokal.
Selain itu terdapat juga kegiatan Kemah Sastra Kerinci 2024. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berinteraksi langsung dengan sastrawan dan seniman lokal, serta mendalami berbagai aspek sastra dan budaya Kerinci. Dalam kemah ini, para peserta juga diberi pelatihan tulis menulis dan fotografi oleh Dorel Efendi selaku narasumber Kemah Sastra. Selain itu terdapat juga pelatihan dan baca Aksara Incung, sebuah aksara tradisional Kerinci yang kini mulai dilestarikan kembali. Pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kecintaan generasi muda terhadap aksara ini, sekaligus memperkuat identitas budaya mereka di tengah arus modernisasi. Dalam pelatihan tulis dan baca Aksara Incung tersebut di isi oleh Deki Syaputra ZE, M.Hum. selaku mastro incung.
Festival Bahasa dan Sastra Kerinci 2024 berhasil mengumpulkan berbagai elemen budaya dalam satu panggung besar, memberikan ruang bagi seni dan sastra lokal untuk bersinar dan dikenal lebih luas. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Sabdanur S.Ag. M.Pd.I, Penerjemah Ahli Muda Kantor Bahasa Provinsi Jambi, dan Teguh Eka Setyabudi, Penelaah Teknis Kebijakan Kantor Bahasa Provinsi Jambi, festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga langkah nyata dalam melestarikan warisan budaya Kerinci yang tak ternilai harganya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow